Frekuensi Hubungan Seks
Tak sedikit pasangan yang mempertanyakan apakah frekuensi hubungan seksual yang mereka lakukan normal. Padahal, sebenarnya tidak ada "standar baku" dalam hubungan seks. Dengan kata lain, tidak ada yang tidak normal selama Anda dan pasangan sama-sama ingin melakukannya serta merasa nyaman.
"Anda boleh melakukannya tiga kali dalam semalam atau cukup sebulan sekali asalkan kedua belah pihak merasa berbahagia dalam kebersamaan," kata Catherine Birndorf, MD, pakar kesehatan mental dan penulis buku The Nine Rooms of Happiness.
Para pakar psikologi mengungkapkan, seksualitas membawa kebutuhan untuk menikmati diri, untuk mencintai dan dicintai, serta berbagi cinta. Itu sebabnya, menurut John Gagnon, profesor emeritus sosiologi, yang penting sebenarnya bukan frekuensi melakukan hubungan seksual, melainkan seberapa sering Anda menginginkan seks.
"Dan juga seberapa sering pasangan Anda mengajak melakukan hubungan seksual. Frekuensi yang optimal adalah jika kedua belah pihak sama-sama menginginkannya," kata Gagnon.
Namun, tidak bisa dimungkiri kebutuhan akan kehangatan di ranjang ini sering kali berkurang seiring dengan lamanya hubungan Anda dan pasangan.
"Setelah lewatnya masa-masa bulan madu pada awal pernikahan, biasanya kegiatan bercinta tak lagi exciting dan ditunggu-tunggu karena kedua belah pihak sudah merasa terbiasa," kata Erick Janssen, peneliti di bidang seks, gender, dan reproduksi dari Indiana University, Amerika Serikat.
Untuk mencegah rasa monoton dan jenuh, Erick menyarankan agar kedua belah pihak lebih kreatif mengelola seks. "Supaya tidak terjebak dalam gaya kamar tidur, sesekali ajaklah pasangan melakukan hubungan di ruangan lain. Kencan-kencan romantis berdua juga bisa menyalakan kembali gairah yang mulai redup," katanya.
Ngeseks 2 Kali Sepekan Lindungi Jantung, Lho!
SEKS mendekatkan hubungan suami istri. Lebih jauh dari itu, pria yang berhubungan seks minimal dua kali sepekan mengurangi hampir 50 persen risikonya terhadap penyakit jantung.
Sebuah penelitian berhasil menunjukkan bahwa pria yang menikmati hubungan seks rutin berkurang risikonya untuk mengembangkan penyakit jantung daripada pria yang berhubungan seks sekali sebulan atau kurang.
Penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 1.000 orang ini menunjukkan bukti bahwa seks memiliki efek perlindungan pada jantung pria. Namun, penelitian tidak memeriksa apakah manfaat sama juga dirasakan wanita.
Kenyataannya, penyakit jantung masih menjadi pembunuh manusia nomor satu di negara maju dan berkembang dengan menyumbang 60 persen dari seluruh kematian. Sementara di Indonesia, 17 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahun akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Para peneliti New England Research Institute di Massachusetts juga menemukan kenyataan yang sama. Mereka melacak aktivitas seksual pria berusia 40-70 tahun pada studi jangka panjang bertajuk “Massachusetts Male Ageing Study”.
Selama periode 16 tahun penelitian, setiap pria ditanya tentang seberapa sering mereka berhubungan seks. Kemudian, para partisipan diminta melakukan pemeriksaan untuk melihat tanda-tanda penyakit jantung.
Selama studi, peneliti turut memperhitungkan faktor risiko lainnya, seperti umur, berat badan, tekanan darah, dan kadar kolesterol.
Hasilnya, seperti diterbitkan di American Journal of Cardiology, menunjukkan bahwa pria yang bercinta setidaknya dua kali sepekan lebih sedikit memiliki risiko penyakit jantung dibandingkan mereka yang berhubungan seksual sekali atau kurang dalam sebulan. Demikian seperti dikutip dari Telegraph, Senin (7/2/2011).
Dalam sebuah laporan tentang temuan, peneliti menegaskan bahwa manfaat seks disebabkan oleh dampak fisik maupun emosional pada tubuh. Pria dengan keinginan untuk beraktivitas seksual secara rutin dan mampu mewujudkannya, kemungkinan akan lebih sehat.
Selain itu, pria yang berhubungan seks rutin cenderung berada dalam hubungan yang kuat sehingga mengurangi tingkat stresnya.
Lima Manfaat Kesehatan dari Bercinta
BERHUBUNGAN seks bukan hanya mengasyikkan dan mampu meredakan stress. Permainan seru di ranjang itu mampu memberikan sejumlah keuntungan lain, seperti menjaga orang awet muda sampai memperlancar siklus haid.
Awet muda
Lupakan saja botox. Sebab, seperti dikatakan neuropsikolog David Weeks, M.D. dari Royal Edinburgh Hospital Skotlandia dalam bukunya berjudul 'Secrets of the Superyoung,' kehidupan seksual yang aktif bisa memperlambat proses penuaan.
Mempertajam inderaSetelah beraksi di ranjang, Anda akan mengalami lonjakan hormon prolaktin, yang membentuk neuron-neuron baru pada area olfactory bulb di otak. Akibatnya, indera penciuman pun semakin tajam.
Lebih semangat
Menurut pakar hubungan Scott Haltzman, M.D. yang berbasis di Rhode Island, perempuan menyerap sejumlah testosteron yang dikeluarkan lelaki saat ejakulasi. Peningkatan jumlah testosteron ini, bisa memberikan efek sebagai penambah energi bagi perempuan.
Haid teratur
Para ahli endokrin di Universitas Columbia dan Stanford menemukan bahwa perempuan yang berhubungan seks setidaknya sekali seminggu, memiliki siklus haid yang lebih teratur dibandingkan dengan mereka yang jarang melakukannya.
Menjaga gairah
Rajin berhubungan seks bisa menjaga gairah seksual tetap menyala. ''Semakin sering Anda berhubungan seks, semakin besar kemungkinan Anda untuk terus memproduksi testosteron, satu dari hormon penting yang bertanggung jawab terhadap gairah seksual,'' kata terapis perkawinan, Michele Weiner Davis, yang menulis buku 'The Sex-Starved Wife.' (Aolhealth/LI/OL-06)
Terlalu Sibuk, Hasrat Bercinta Sirna
Melakukan hubungan intim bersama dengan pasangan mungkin adalah saat yang selalu dinantikan. Namun, bagaimana jika kesibukan menjadi penyebab kelelahan sehingga tidak bisa merasakan hasrat semacam itu\? Inilah yang diduga terjadi bagi banyak pasangan di Inggris.
Situs Newslite.tv melaporkan, Ahad (16/1), berdasarkan sebuah penelitian, tujuh dari sepuluh orang di Inggris merasa terlalu lelah untuk melakukan aktivitas "menu utama" di atas ranjang. Kesibukan kehidupan sosial dan jadwal kerja yang cukup padat membuat sebagian orang dewasa terlalu lelah untuk bisa bermesraan dengan pasangan.
Sebuah survei terhadap tiga ribu orang membuktikan bahwa setengah dari mereka menolak melayani hasrat seksual pasangannya. Sedangkan dua pertiga dari mereka mengaku hanya memiliki waktu dan energi untuk bercinta di akhir pekan.
Juru bicara perusahaan vitalitas yang mengadakan penelitian itu mengatakan, "Setelah hari yang panjang di tempat kerja atau merawat keluarga, tampaknya banyak orang Inggris yang merasa lelah. Mereka tidak dapat melakukan apa pun lagi selain tidur begitu berada di ranjang.
Alasan pasangan di Inggris menolak untuk melakukan hubungan intim pada malam hari, antara lain:
1. Tidak mendapatkan kualitas tidur
2. Jam kerja yang panjang
3. Pasangan terlambat naik ke atas pembaringan, sehingga hasrat telah sirna
4. Anak-anak terbangun pada malam hari, akibatnya aktivitas tersebut terganggu
5. Terlalu sibuk dengan kehidupan sosial
Tak sedikit pasangan yang mempertanyakan apakah frekuensi hubungan seksual yang mereka lakukan normal. Padahal, sebenarnya tidak ada "standar baku" dalam hubungan seks. Dengan kata lain, tidak ada yang tidak normal selama Anda dan pasangan sama-sama ingin melakukannya serta merasa nyaman.
"Anda boleh melakukannya tiga kali dalam semalam atau cukup sebulan sekali asalkan kedua belah pihak merasa berbahagia dalam kebersamaan," kata Catherine Birndorf, MD, pakar kesehatan mental dan penulis buku The Nine Rooms of Happiness.
Para pakar psikologi mengungkapkan, seksualitas membawa kebutuhan untuk menikmati diri, untuk mencintai dan dicintai, serta berbagi cinta. Itu sebabnya, menurut John Gagnon, profesor emeritus sosiologi, yang penting sebenarnya bukan frekuensi melakukan hubungan seksual, melainkan seberapa sering Anda menginginkan seks.
"Dan juga seberapa sering pasangan Anda mengajak melakukan hubungan seksual. Frekuensi yang optimal adalah jika kedua belah pihak sama-sama menginginkannya," kata Gagnon.
Namun, tidak bisa dimungkiri kebutuhan akan kehangatan di ranjang ini sering kali berkurang seiring dengan lamanya hubungan Anda dan pasangan.
"Setelah lewatnya masa-masa bulan madu pada awal pernikahan, biasanya kegiatan bercinta tak lagi exciting dan ditunggu-tunggu karena kedua belah pihak sudah merasa terbiasa," kata Erick Janssen, peneliti di bidang seks, gender, dan reproduksi dari Indiana University, Amerika Serikat.
Untuk mencegah rasa monoton dan jenuh, Erick menyarankan agar kedua belah pihak lebih kreatif mengelola seks. "Supaya tidak terjebak dalam gaya kamar tidur, sesekali ajaklah pasangan melakukan hubungan di ruangan lain. Kencan-kencan romantis berdua juga bisa menyalakan kembali gairah yang mulai redup," katanya.
Ngeseks 2 Kali Sepekan Lindungi Jantung, Lho!
SEKS mendekatkan hubungan suami istri. Lebih jauh dari itu, pria yang berhubungan seks minimal dua kali sepekan mengurangi hampir 50 persen risikonya terhadap penyakit jantung.
Sebuah penelitian berhasil menunjukkan bahwa pria yang menikmati hubungan seks rutin berkurang risikonya untuk mengembangkan penyakit jantung daripada pria yang berhubungan seks sekali sebulan atau kurang.
Penelitian yang dilakukan terhadap lebih dari 1.000 orang ini menunjukkan bukti bahwa seks memiliki efek perlindungan pada jantung pria. Namun, penelitian tidak memeriksa apakah manfaat sama juga dirasakan wanita.
Kenyataannya, penyakit jantung masih menjadi pembunuh manusia nomor satu di negara maju dan berkembang dengan menyumbang 60 persen dari seluruh kematian. Sementara di Indonesia, 17 juta orang di seluruh dunia meninggal setiap tahun akibat penyakit jantung dan pembuluh darah.
Para peneliti New England Research Institute di Massachusetts juga menemukan kenyataan yang sama. Mereka melacak aktivitas seksual pria berusia 40-70 tahun pada studi jangka panjang bertajuk “Massachusetts Male Ageing Study”.
Selama periode 16 tahun penelitian, setiap pria ditanya tentang seberapa sering mereka berhubungan seks. Kemudian, para partisipan diminta melakukan pemeriksaan untuk melihat tanda-tanda penyakit jantung.
Selama studi, peneliti turut memperhitungkan faktor risiko lainnya, seperti umur, berat badan, tekanan darah, dan kadar kolesterol.
Hasilnya, seperti diterbitkan di American Journal of Cardiology, menunjukkan bahwa pria yang bercinta setidaknya dua kali sepekan lebih sedikit memiliki risiko penyakit jantung dibandingkan mereka yang berhubungan seksual sekali atau kurang dalam sebulan. Demikian seperti dikutip dari Telegraph, Senin (7/2/2011).
Dalam sebuah laporan tentang temuan, peneliti menegaskan bahwa manfaat seks disebabkan oleh dampak fisik maupun emosional pada tubuh. Pria dengan keinginan untuk beraktivitas seksual secara rutin dan mampu mewujudkannya, kemungkinan akan lebih sehat.
Selain itu, pria yang berhubungan seks rutin cenderung berada dalam hubungan yang kuat sehingga mengurangi tingkat stresnya.
Lima Manfaat Kesehatan dari Bercinta
BERHUBUNGAN seks bukan hanya mengasyikkan dan mampu meredakan stress. Permainan seru di ranjang itu mampu memberikan sejumlah keuntungan lain, seperti menjaga orang awet muda sampai memperlancar siklus haid.
Awet muda
Lupakan saja botox. Sebab, seperti dikatakan neuropsikolog David Weeks, M.D. dari Royal Edinburgh Hospital Skotlandia dalam bukunya berjudul 'Secrets of the Superyoung,' kehidupan seksual yang aktif bisa memperlambat proses penuaan.
Mempertajam inderaSetelah beraksi di ranjang, Anda akan mengalami lonjakan hormon prolaktin, yang membentuk neuron-neuron baru pada area olfactory bulb di otak. Akibatnya, indera penciuman pun semakin tajam.
Lebih semangat
Menurut pakar hubungan Scott Haltzman, M.D. yang berbasis di Rhode Island, perempuan menyerap sejumlah testosteron yang dikeluarkan lelaki saat ejakulasi. Peningkatan jumlah testosteron ini, bisa memberikan efek sebagai penambah energi bagi perempuan.
Haid teratur
Para ahli endokrin di Universitas Columbia dan Stanford menemukan bahwa perempuan yang berhubungan seks setidaknya sekali seminggu, memiliki siklus haid yang lebih teratur dibandingkan dengan mereka yang jarang melakukannya.
Menjaga gairah
Rajin berhubungan seks bisa menjaga gairah seksual tetap menyala. ''Semakin sering Anda berhubungan seks, semakin besar kemungkinan Anda untuk terus memproduksi testosteron, satu dari hormon penting yang bertanggung jawab terhadap gairah seksual,'' kata terapis perkawinan, Michele Weiner Davis, yang menulis buku 'The Sex-Starved Wife.' (Aolhealth/LI/OL-06)
Terlalu Sibuk, Hasrat Bercinta Sirna
Melakukan hubungan intim bersama dengan pasangan mungkin adalah saat yang selalu dinantikan. Namun, bagaimana jika kesibukan menjadi penyebab kelelahan sehingga tidak bisa merasakan hasrat semacam itu\? Inilah yang diduga terjadi bagi banyak pasangan di Inggris.
Situs Newslite.tv melaporkan, Ahad (16/1), berdasarkan sebuah penelitian, tujuh dari sepuluh orang di Inggris merasa terlalu lelah untuk melakukan aktivitas "menu utama" di atas ranjang. Kesibukan kehidupan sosial dan jadwal kerja yang cukup padat membuat sebagian orang dewasa terlalu lelah untuk bisa bermesraan dengan pasangan.
Sebuah survei terhadap tiga ribu orang membuktikan bahwa setengah dari mereka menolak melayani hasrat seksual pasangannya. Sedangkan dua pertiga dari mereka mengaku hanya memiliki waktu dan energi untuk bercinta di akhir pekan.
Juru bicara perusahaan vitalitas yang mengadakan penelitian itu mengatakan, "Setelah hari yang panjang di tempat kerja atau merawat keluarga, tampaknya banyak orang Inggris yang merasa lelah. Mereka tidak dapat melakukan apa pun lagi selain tidur begitu berada di ranjang.
Alasan pasangan di Inggris menolak untuk melakukan hubungan intim pada malam hari, antara lain:
1. Tidak mendapatkan kualitas tidur
2. Jam kerja yang panjang
3. Pasangan terlambat naik ke atas pembaringan, sehingga hasrat telah sirna
4. Anak-anak terbangun pada malam hari, akibatnya aktivitas tersebut terganggu
5. Terlalu sibuk dengan kehidupan sosial
0 komentar:
Posting Komentar